Friday, February 13, 2015

Proyek No.20 : Coffee Cake



Suami kemarin ultah. Seperti biasa, saya akan selalu membuatkan kue tart saat anak-anak atau suami ulang tahun. Biasanya saya bikin coklat cake tapi berhubung  suami nggak begitu suka coklat (ngakunya sih, padahal mah kalo liat ada Silverqueen, mau juga. Hehe), akhirnya saya putusin bikin cake kopi.

Setelah muter-muter nyari resep Coffee Cake yang mudah dan bahannya nggak ribet, akhirnya nemu satu resep dari Majalah Saji edisi jadul. Ga ngikutin persis sih seperti yang di resep. Ada yang saya rubah baik takaran maupun bahan. Seperti misalnya gula halus, saya ganti jadi gula pasir dan gula palem. Juga pemakaian terigu yang saya kurangi karena takut cake-nya terlalu padat. Maklum, resep yang saya contek aslinya adalah Cake Pisang Capuccino.

Setelah berkutat di dapur dengan beberapa kali jeda (biasa, ngurus si kecil dulu) akhirnya kue tart Coffee Cake-nya kelar juga. Hasilnya alhamdulillah enak, pake banget! Hehe karena cake-nya enak, empuk dan kopinya  terasa. Butter krim kopinya selain lembut juga ada sensasi 'kres-kres' dari butiran gula kopi yang belum tercampur halus. No problem. Justru menurut saya sih ini yang bikin krimnya unik, nggak bikin enek. Karena crunchy-nya ini bikin nagih untuk nyuap lagi dan lagi cake-nya sampe abis.


Resep Coffee Cake

Bahan :
  • 4 bh telur
  • 200 gr margarin atau 150 gr margarin+50 gr butter
  • 50 gr gula palem
  • 75 gr gula pasir
  • 2 sachet kopi instan
  • 190 gr terigu protein sedang
  • 1 sdm tepung maizena
  • 1 sdt baking powder
  • 50 ml susu cair
  • 100 gr dark chocolate untuk hiasan
Krim :
  • 100 gr mentega putih
  • 50 gr butter
  • 1 sachet kopi instan
  • 150-180 ml susu kental manis

Cara membuat :

  1. Cake : kocok margarin dan gula sampai lembut. Tambahkan kopi instan, kocok rata.
  2. Tambahkan telur satu per satu bergantian dengan tepung sambil diayak dan dikocok perlahan.
  3. Masukan sisa tepung, maizena dan baking powder sambil diayak. Tambahkan susu cair. Kocok perlahan.
  4. Tuang di loyang yang telah diolesi margarin dan dialasi kertas roti. Oven dengan suhu 180°C.
  5. Keluarkan cake dari oven. Diamkan hingga agak dingin lalu keluarkan dari loyang. Lepas kertas roti, taruh cake di alas yang pas. Belah cake menjadi 3 layer.
  6. Krim : Kocok mentega putih dan butter hingga lembut. Tambahkan susu kental manis dan kopi instan. Kocok rata.
  7. Olesi tiap layer dan tutup seluruh permukaan cake dengan krim. Hias dengan dark chocolate.










Friday, February 6, 2015

Proyek No.19 : Ikan Bandeng Palumara


Punya Ikan Bandeng nih. Sebenarnya saya nggak begitu hobi sama Ikan Bandeng. Ribet makannya, apalagi buat anak-anak kasian karena banyak durinya. Paling banter, tuh ikan cuma digoreng polos aja. Pernah sih sekali dua kali dibikin pindang, buat variasi biar nggak bosen. Tapi ujung-ujungnya tetep aja, kalo dapet Ikan Bandeng di tukang sayur (seringnya sih beli ikan ini semata-mata karena nggak ada pilihan lain), digoreng lagi digoreng lagi.

Kali ini saya pengen masak sesuatu yang baru dengan si Ikan Bandeng ini. Kira-kira diapain ya? Pengennya sih yang berkuah gitu dan berbumbu kuning. Dan akhirnya saya nemu resep yang pas, namanya Palumara. Palumara ini adalah masakan Ikan Bandeng khas Makassar. Mirip Pindang Bandeng sebenarnya, namun berkuah kuning dan bumbunya lebih sederhana. Kuah kuningnya berasal dari bubuk kunyit tapi berhubung saya nggak punya, akhirnya pake kunyit segar yang dihaluskan. Saya juga nggak punya persediaan Jeruk Nipis. Sebagai gantinya, saya banyakin aja air Asam Jawa-nya plus tomat biar kuahnya terasa asam. Hasilnya, enak! Ikan Bandeng-nya empuk, kuahnya gurih, segar dan pedas.


Resep Ikan Bandeng Palumara

Bahan :
  • 2 Ikan Bandeng ukuran sedang
  • 1 bh Jeruk Nipis, ambil airnya
  • 1sdm bubuk kunyit atau 3 cm kunyit segar, haluskan
  • 3 bh bawang merah, iris-iris
  • 3 bh bawang putih, iris-iris
  • 1 bh bawang daun, potong-potong
  • 1 bh tomat, potong-potong
  • 50 ml air Asam Jawa
  • 1 bh cabe merah, iris-iris
  • 10 bh cabe rawit merah
  • 2 lembar daun jeruk
  • 2 sdt garam
  • 1 sdt kaldu bubuk
  • 1 sdm minyak goreng
Cara membuat :
  1. Ikan Bandeng buang sisiknya, bersihkan, potong menjadi beberapa bagian. Bubuhi Jeruk Nipis dan garam, sisihkan.
  2. Tumis bawang merah dan bawang putih hingga wangi. Tambahkan bubuk kunyit, daun jeruk, irisan cabe merah dan air. Biarkan mendidih.
  3. Masukan Ikan Bandeng, garam dan kaldu bubuk. 
  4. Masukan air Asam Jawa dan cabe rawit. Masak hingga daging ikan matang
  5. Terakhir masukan 1 sdm air Jeruk Nipis, tomat dan daun bawang. Cek rasa.
  6. Sajikan

Wednesday, February 4, 2015

Proyek No.18 : Yangnyeom Tongdak, Spicy Chicken a la Korea


Punya resep ayam nih dari Korea, namanya Yangnyeom Tongdak. Modelnya sih kayak ayam goreng tepung gitu trus dibalur saus pedas. Saus pedasnya ini pake saus khas Korea, namanya Gochujang. Gochujang ini adalah saus cabe yang dibuat dengan cara memfermentasi bubuk cabe merah, tepung beras ketan, garam dan pasta kacang kedelai di dalam gentong besar. Sausnya berwarna merah pekat, kental, lumayan pedas, asin, agak asam, sedikit manis dan berbau khas fermentasi. Karena sausnya kental, orang lebih sering menyebutnya pasta.

Nah tentang Gochujang ini, buat yang muslim pasti bertanya-tanya, halal nggak sih? Setelah saya jalan-jalan ke beberapa blog, ngorek informasi tentang status kehalalan Gochujang, hasilnya adalah saus atau pasta Gochujang ini Insha Allah aman dikonsumsi alias halal. Kehalalan ini disebabkan karena semua bahan baku Gochujang adalah berasal dari tumbuhan, tidak mengandung unsur hewani. Kalaupun setelah difermentasikan timbul sedikit alkohol, maka hal ini tidak lantas menjadi haram. Alkohol yang muncul dari fermentasi ini merupakan hasil proses alami, bukan alkohol yang sengaja dibubuhkan. Selama alkoholnya menempel di bahan utamanya atau menyatu dengan padatannya, maka dibolehkan, begitu menurut tulisan yang saya baca. Gochujang itu sendiri dari sejak zaman dahulu tidak mempergunakan alkohol dalam proses fermentasinya.

Fermentasi Gochujang ini sama halnya dengan fermentasi pada Tape Ketan. Tape ketan pun mengandung alkohol namun karena jumlahnya sedikit, menempel pada bahan utamanya yaitu beras ketan dan tidak memabukkan, maka Tape Ketan tidak diharamkan. Kecuali air atau sari Tape Ketan itu sengaja diambil untuk dijadikan minuman, maka jatuhnya sudah haram.  Tak hanya Tape, semua olahan pangan yang pembuatannya melalui proses fermentasi pun akan mengandung alkohol, termasuk tempe dan kecap. Jika kandungan alkoholnya rendah, tidak terpisah dari bahan utama atau padatannya dan tidak memabukkan maka tidak termasuk yang diharamkan. Dan Gochujang termasuk didalamnya. Tapi kalau masih ragu sih, tidak apa-apa. Gochujang bisa diganti dengan saus cabe biasa yang sudah dimodifikasi kok. Saya tau cara membuat pasta mirip Gochujang.

Ya, semoga saja produsen Gochujang di Korea sana mau bekerja sama dengan MUI untuk mengurus sertifikasi halal-nya, ya? Biar kita yang muslim tenang dan bisa ikut menikmati makanan khas Korea yang sekarang tengah naik daun ini.

Balik ke ayam goreng bumbu pedas a la Korea tadi, bahan dan cara bikinnya ada beberapa versi. Yang saya bikin ini disesuaikan dengan ketersediaan bahan yang ada di dapur saya. Yang bahannya nggak punya, saya skip. Contohnya ayamnya nih, saya cuma punya bagian sayap. Bahan yang dipakai biasanya ayam utuh yang kemudian dipotong kecil-kecil. Namun ada juga sih yang hanya memakai bagian sayapnya. Jadi sesuai selera aja, ya. Saya sendiri enakan pakai bagian sayap, soalnya motong-motongnya gampang, hehe. Potongan sayap ini kemudian diberi bumbu garam, lada hitam dan bawang putih yang telah dihaluskan. Tambahkan susu cair beberapa sendok, remas-remas hingga semua bumbu tercampur. Penambahan bawang putih dan susu cair ini katanya sih untuk menghilangkan bau si ayam. Diamkan ayam dalam lemari es selama kurang lebih 1 jam agar bumbu meresap. Kalo pengen langsung digoreng sih, silahkan aja. Karena ada juga versi Yangnyeom Tongdak yang ayamnya tak perlu didiamkan dulu dan langsung diberi tepung.

Setelah 1 jam, keluarkan ayam. Masukan potongan ayam ke dalam wadah berisi tepung maizena, tepung beras dan tepung serba guna. Tekan-tekan agar tepung benar-benar menepel pada ayam lalu goreng. Usahakan ayamnya teredam minyak agar hasilnya matang sempurna. Oh ya, ayamnya harus digoreng 2 kali lho. Jadi saat digoreng pertama, usahakan jangan terlalu garing. Angkat lalu diamkan beberapa saat. Setelah itu masukan kembali ke dalam minyak, goreng hingga kuning kecoklatan. Rupanya kalo digoreng 2 kali, ayam gorengnya jadi renyah lebih lama. Bahkan ketika diberi saus pedas nanti, kulit tepungnya nggak cepat melempem.

Nah terakhir masukan goreng ayam ke dalam saus pedas. Saus pedas ini terdiri dari pasta Gochujang, kecap asin, saus tomat, gula pasir atau madu dan bawang putih cincang. Semua bahan tersebut dicampur, beri sedikit air lalu dimasak dengan sedikit minyak goreng sampai meletup-letup. Setelah itu matikan api dan masukan seluruh potongan ayam, aduk hingga sausnya tercampur rata.

Nah untuk urusan Si Gochujang, bagi yang susah dapetinnya di swalayan atau masih belum berani pakai, saya punya trik untuk membuat pasta Gochujang sendiri. Dan rasanya dijamin 80-90% mirip pasta Gochujang asli, hehe. Untuk membuat pasta Gochujang sendiri, caranya gampang banget. Bahan yang saya pakai adalah saus cabe merk "Dua Belibis" dicampur dengan kecap asin merk "Indofood" dan cabe bubuk. Perbandingan yang saya pakai, 1 sdm saus cabe Dua Belibis : 1 sdt kecap asin Indofood : 1 sdt cabe bubuk. Tinggal sesuaikan aja takarannya mau bikin seberapa banyak. Aduk ketiga bahan tadi maka jadilah pasta Gochujang!

Kiri : Gochujang versi saya, Kanan : Gochujang asli  
Kekentalan, warna, aroma dan rasanya hampir mendekati pasta Gochujang asli, malahan menurut saya sih lebih enak Gochujang versi saya sendiri, hehe. Soalnya rasa pedasnya lebih segar dibanding Gochujang asli Korea yang pedasnya agak-agak pahit. Mungkin karena bahan Gochujang dari cabe bubuk kali ya, sementara saus cabe Indonesia kan terbuat dari cabe segar. Penasaran gimana rasanya? Ayo langsung ke resepnya aja ya?


Resep Yangnyeom Tongdak

Bahan :

  • 8 - 10 sayap ayam
  • 1 sdt lada hitam
  • 1/2 sdm garam
  • 4 bh bawang putih
  • 5 sdm susu cair
Bumbu tepung :
  • 50 gr tepung maizena
  • 50 gr tepung beras
  • 50 gr tepung serba guna/terigu
  • 1 sdt garam
  • 1 sdt lada
Bumbu saus :
  • 3 bh bawang putih, cincang halus
  • 3 sdm Gochujang
  • 2 sdm saus tomat
  • 1 sdm kecap asin
  • 1 sdm gula pasir/madu
  • 2 sdm minyak goreng
  • 1 sdm biji wijen
Cara membuat :

  1. Potong sayap ayam menjadi 2 bagian. Ujung sayap bisa dibuang atau diikut sertakan pun silakan. Bubuhi garam, lada dan bawang putih. Aduk rata. Tambahkan susu cair. Aduk sambil diremas-remas. Diamkan dalam lemari kurang lebih 1 jam.
  2. Keluarkan ayam dari lemari es. Masukan bumbu tepung. Aduk rata sambil ditekan-tekan.
  3. Goreng potongan ayam dalam minyak banyak hingga kekuningan. Angkat. Diamkan beberapa menit lalu goreng kembali hingga kuning kecoklatan.
  4. Siapkan wajan, masukan 2 sdm minyak goreng. Masukan bawang putih, pasta Gochujang, saus tomat, kecap asin, gula pasir/madu. Beri air 50ml, aduk hingga mengental. Sesuaikan rasanya. Taburi biji wijen.
  5. Masukan ayam goreng, aduk hingga tercampur rata dengan saus.
  6. Sajikan